Powered By Blogger

Wednesday, February 22, 2012

PLURALISME

         Setiap hari kamis sore selalu ada hal yang menarik perhatian saya, kebetulan rumah yang menjadi tempat bernaung saya terletak tidak jauh dari berdirinya sebuah Pura beserta sekolahnya yang bernama STHD (Sekolah Tinggi Hindu Dharma), Gereja dan Masjid. Pada hari itu saya selalu menyempatkan duduk di depan rumah untuk memperhatikan anak-anak kecil memakai kerudung pulang dari TPA tempat mereka mengaji Al-Quran, di sudut lain dari pandangan saya terlihat kesibukan para umat gereja yang akan beribadah dan disudut lainya ada beberapa siswa dari STHD selesai belajar mendalami agama mereka. Sungguh luar biasa pemandangan seperti itu, mereka menggunakan jalan yang sama, mereka saling menyapa, mereka hidup rukun.
         Yang lebih ironi lagi, ada sebuah SD tidak jauh dari komplek itu yang sedang direnovasi gedungnya, siswa-siswi SD tersebut dititipkan atau meminjam STHD untuk belajar sementara. Karena mayoritas dari mereka adalah muslim, setiap kali pelajaran agama mereka melafalkan ayat-ayat Al-Quran begitu lantangnya. Setiap kali saya mendengarkanya dalam hati saya berkata "Sungguh ironi di sekolah hindu terdengar ayat-ayat Al-Quran dikumandangkan." Tapi dibalik perasaan tersebut, saya memaknai satu hal bahwa hidup rukun itu indah dan ternyata di sebuah tempat yang kecil ini tercermin Pluralisme yang terjalin sangat sederhana tanpa motivasi dan terbina dengan baik. Saya seorang muslim dan saya hanya mampu berucap "Subhanallah".
         Pluralisme mempunyai kata dasar plural diambil dari bahasa Inggris yang mempunyai arti jamak atau lebih dari satu. Demikian juga manusia sebagai makhluk sosial, satu individu akan hidup bersama-sama dengan individu lain dan membentuk kelompok-kelompok untuk mempertahankan kehidupan mereka. Dengan kata lain mereka hidup berjamak atau plural. Dalam kehidupan yang plural tentu saja terdapat berbagai macam perbedaan, perbedaan yang paling mendasar adalah gender, yaitu antara laki-laki dan perempuan. Seiring berkembangnya peradapan manusia perbedaan yang muncul akan semakin beragam dan kompleks. Salah satunya adalah berbeda paham dan agama. 
         Kata pluralisme gencar dikampanyekan untuk mengikis gesekan-gesekan yang muncul dari perbedaan beragama. Tanpa dipungkiri di Indonesia yang sedang berkembang dengan dinamika demokrasi justru sering menuai efek negatifnya. Kebebasan dalam berorganisasi dan mengemukakan pendapat menjadi kekuatan bagi kelompok-kelompok tertentu yang memaksakan paham dan ideologi mereka dan mengintimidasi kelompok lain atau masyarakat luas. Mereka menggunakan aksi anarki dan menolak adanya hidup plural
        Sebenarnya kalau kita menyadari jati diri kita sebagai warga negara Indonesia, kita hidup di negara yang kaya akan aneka ragam budaya, bahasa bahkan agama. Kita sudah hidup rukun berabad-abad lamanya dalam segala perbedaan. Sebagai umat muslim tentu saja kita tidak asing dengan kata PIAGAM MADINAH, dimana tertuang sebuah kesepakatan pada masa kepemimpinan Rasulullah SAW untuk membuat suatu konstitusi yang beranggotakan orang muslim dan non muslim di Madinah, berikut kutipan isi dari Piagam Madinah:
  1. Mengakui Nabi Muhammad SAW, ketua Negara Madinah.
  2. Mengakui Ansar dan Muhajirin sebagai umat yang bertanggungjawab terhadap agama, rasul dan masyarakat Islam.
  3. Setiap kaum bebas beragama dan mengamalkan cara hidup masing-masing.
  4. Orang Islam dan Yahudi bertanggungjawab terhadap keselamatan Negara daripada serangan musuh.
  5. Orang Yahudi dibenarkan hidup dengan cara mereka serta menghormati orang Islam tetapi tidak dibenarkan melindungi orang Musyrikin Quraisy.
  6. Setiap masyarakat bertanggungjawab menjaga keselamatan dan mengekalkan perpaduan di Madinah.
  7. Setiap individu tidak boleh menyakiti dan memusuhi individu atau kaum lain. Hendaklah tolong-menolong demi pembangunan, ekonomi, dan keselamatan.
  8. Setiap kaum perlu merujuk Rasulullah SAW (ketua negara) jika berlaku perbalahan.
  9. Mana-mana pihak dilarang berhubungan dengan pihak luar terutama Musyrikin Mekah dan sekutu mereka.
  10. Piagam ini mempunyai kuasa melindungi pihak yang mempersetujuinya dan hak mengambil tindakan pada sesiapa yang melanggarnya. 
       (sumber: Wikisource)

          Dari kutipan Piagam Madinah diatas terlihat jelas bahwa Nabi Muhammad SAW mengajarkan hidup damai dan menghargai perbedaan yang ada. jadi untuk apa kita berperang untuk sesuatu yang sebenarnya bisa dijalani dengan damai?
Tidak salah kita fanatik beragama dalam rangka mempertahankan iman kita, tapi memahami ajaran agama dan mengaplikasikan dengan baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari itu jauh lebih penting. Meskipun kita berbeda agama, berbeda cara kita beribadah, berbeda cara kita menyebut Tuhan tapi tujuan kita sama yaitu SURGA.

Wednesday, February 8, 2012

Sambutan Wakil Wisudawan UNWIDHA ke 57

Assalamu’alaikum, Wr. Wb

Selamat Siang dan Salam sejahtera bagi kita semua.
Yang terhormat, Koordinator Kopertis Wilayah VI Jawa Tengah
Yang kami hormati, Bupati Klaten
Yang kami hormati, Ketua DPRD Kabupaten Klaten
Yang kami hormati, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Klaten
Yang kami hormati, Ketua Yayasan Pendidikan Indonesia Klaten
Yang kami hormati, Rektor Universitas Widya Dharma Klaten
Yang kami hormati pula, Dewan Senat Universitas Widya Dharma Klaten, seluruh tamu undangan, dan para orang tua wali wisudawan serta rekan-rekan wisudawan yang berbahagia.
Alhamdulillahhirobbil ‘alamin, Puji Syukur, kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Karunia-Nya kepada kita, sehingga pada hari ini, kita masih diberikan kesempatan  untuk bersilaturorahmi dalam rangka mengikuti acara Wisuda Program Pascasarjana S-2, Sarjana S-1 dan Program Diploma III, Universitas Widya Dharma Klaten angkatan ke 57.

Hadirin yang berbahagia,
Hari ini adalah saat yang kita nantikan, di mana pada akhirnya kita memperoleh bukti perjuangan kita selama menempuh pendidikan di kampus kita tercinta, Universitas Widya Dharma.
Kebersamaan, pengalaman yang begitu berharga, dan kenangan baik yang manis maupun yang pahit kita rasakan bersama. Walaupun begitu, itu semua adalah perjalanan hidup yang harus dilalui. Maka pada kesempatan kali ini, saya mewakili rekan-rekan wisudawan dan wisudawati, ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada Rektor Universitas Widya Dharma, Klaten. beserta Staf Dosen, dan segenap Civitas Akademika, yang telah membantu dan membimbing kami, sehingga dapat menyelesaikan studi di Universitas Widya Dharma, Klaten. Semoga, semua yang telah kami peroleh, dapat bermanfaat dan menjadikan kami lebih baik, serta membekali kami, dengan kemampuan untuk bersaing di dunia kerja yang penuh tantangan di era globalisasi yang tidak mengenal batas, ruang, dan waktu.

Perkenankan juga kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen Pembimbing tugas akhir, skripsi maupun thesis, yang telah memberikan bantuan, sehingga kami dapat menyelesaikannya dengan baik sehingga kami bisa memenuhi syarat kelulusan dengan memuaskan.
Tidak lupa, kami ucapkan terima kasih kepada orang tua, suami/istri, anak-anak kami, yang telah memberikan dorongan, motivasi, baik secara moril maupun materiil, hingga kami dapat menyelesaikan studi di Universitas Widya Dharma, Klaten.

Hadirin yang berbahagia,
Kepada rekan-rekan seperjuangan, wisuda bukan merupakan akhir, tapi awal perjalan kita dalam menempuh babak baru kehidupan, karena setelah ini, kita akan memasuki dunia kerja. Oleh sebab itu, semoga kita bisa menjadi yang terbaik di antara yang baik. Semoga kita tetap bisa membuka cakrawala kita untuk menjadi insan yang berdaya guna, berdaya saing dan berdaya pikat sebagai bukti bahwa Universitas Widya Dharma Klaten mampu mencetak sumber daya manusia yang patut diperhitungkan. Semoga semua wisudawan angkatan ke 57 ini tetap bisa berperan sebagai Agent of Change dan Agent of Control. Kita semua harus selalu bisa menjadi pelopor dalam setiap perubahan menuju lebih baik dalam segala persoalan. Sedangkan peran kita sebagai Agent of Control adalah berkaitan dengan kemampuan kita dalam mengontrol kebijakan yang dikeluarkan oleh para pembuat kebijakan. Semoga wisudawan angkatan ke 57 ini kelak dapat menunjukan kualitasnya dan mampu menjawab tantangan di dunia kerja sehingga dapat menjadi daya tarik bagi generasi berikutnya untuk mempercayakan Universitas Widya Dharma Klaten sebagai tempat menimba ilmu demi meraih cita-cita.
Pada kesempatan ini pula, saya mewakili rekan-rekan wisudawan, ingin memohon maaf kepada keluarga besar Universitas Widya Dharma, Klaten, atas segala ucapan, sikap, dan perbuatan kami selama menjalani proses pendidikan. Kami tidak dapat membalas budi baik Bapak/Ibu. Yang dapat kami lakukan hanyalah serangkaian do’a, semoga Allah SWT, memberikan kekuatan dan balasan amal mulia Bapak/Ibu sekalian. selanjutnya, kami mohon do’a restu Bapak/Ibu sekalian, semoga apa yang kami impikan dan cita-citakan dapat terwujud. Dan semoga Universitas Widya Dharma, Klaten, semakin maju berkembang dengan pesat di masa yang akan datang. Amin........

Cukup sekian, apabila di dalam penyampaian ini ada kesalahan dan kurang berkenan di hati Bapak/Ibu dan hadirin sekalian, kami mohon maaf. Terima kasih.

Billahittaufiq wal hidayah
Wassalamu’alikum Wr. Wb


image description                                                     Klaten, 14 Juni 2011


                                                                         FIBRIANI ENDAH WIDYASARI

Wednesday, February 1, 2012

Philosophy of Science


FILSAFAT ILMU

                ”Filsafat dapat mendorong berkembangnya ilmu” (philosophy is the mother of science).
                        Filsafat merupakan pandangan hidup seseorang yang menjadi konsep dasar kehidupan untuk memikirkan segala sesuatu secara mendalam dan ingin melihat dari segi yang luas dan menyeluruh dengan segala hubungan. Dari filsafat lahirlah  ilmu dan perkembangan ilmu senantiasa dirintis oleh filsafat. Filsafat mendorong orang untuk mengetahui apa yang sudah diketahui dan apa yang belum diketahui. Filsafat mendorong perluasan wawasan keilmuan, mendorong pengembangan ilmu bahkan munculnya ilmu dan hal-hal baru.  Sehingga tanpa filsafat atau konsep dasar pandangan hidup manusia untuk mengetahui dan mencari jawaban akan sesuatu hal, ilmu tidak akan pernah lahir dan berkembang.

Salah satu karakteristik berpikir filsafati adalah komprehensif.
                  Berfikir secara komprehensif adalah berfikir secara menyeluruh dengan totalitas.  Sebagai ilustrasi dari penjelasan tersebut dalam bidang keilmuan adalah sebuah pengamatan terhadap seekor kambing yang dilakukan oleh petani, guru, pedagang, dan buruh bangunan.  Setelah melakukan pengamatan tentunya mereka akan memberikan penjelasan yang berbeda-beda tentang seekor kambing tersebut sesuai dengan keahlian dan bidang mereka masing-masing.  Seorang petani akan menjelaskan tentang tanaman yang cocok untuk dimakan seekor kambing, seorang guru akan menjelaskan ciri-ciri fisik kambing, seorang pedagang akan menjelaskan tentang untung dan ruginya memelihara kambing, dan seorang buruh bangunan akan menjelaskan tentang bentuk bangunan yang layak untuk kandang kambing.  Hal ini tidak akan terjadi bagi ahli yang berfikir secara filsafati, tentu saja ia akan menjelaskannya secara menyeluruh tentang segala hal yang berhubungan dengan seekor kambing tanpa dipengaruhi bidang-bidang atau keahlian yang ia kuasai.   

        Secara ontologis, objek kajian ilmu adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur.
                   Saya setuju bahwa objek kajian ilmu adalah sesuatu yang dapat diamati dan diukur.  Sesuatu yang ilmiah dapat disebut sebagai ilmu apabila hal tersebut objektif, yang mana ilmu harus memiliki objek kajian yang terdiri dari satu golongan masalah yang sama sifat hakikatnya, tampak dari luar maupun bentuknya dari dalam. Objeknya dapat bersifat ada, atau mungkin ada karena masih harus diuji keberadaannya. Dengan adanya syarat itu, maka objek kajian ilmu harus dapat diamati.  Selanjutnya adalah metodis, yang mana ini adalah upaya-upaya yang dilakukan untuk meminimalisasi kemungkinan terjadinya penyimpangan dalam mencari kebenaran. Secara umum metodis berarti metode tertentu yang digunakan dan umumnya merujuk pada metode ilmiah, sehingga membutuhkan observasi, eksperimen, survai, ataupun studi kasus. Sehingga objek kajian ilmu itu harus bisa diamati dan diukur. Sebagai ilustrasi adalah seorang peneliti akan mencari jawaban tentang perlakuan orang tua mempengaruhi tingkat kecerdasan siswa, meskipun permasalahan yang diteliti bersifat abstrak, peneliti tersebut tetap membutuhkan objek kajian ilmu yang dapat diamati dan terukur.  Objek tersebut antara lain sikap orang tua yang bisa diamati dan kecerdasan siswa yang bisa diukur dari beberapa tes. 

 Metode ilmiah dan cara mengaplikasikan metode tersebut dalam kegiatan penelitian ilmiah
                 Metode ilmiah adalah metode pemecahan masalah yang merupakan penggabungan antara teori dan data, rasionalisme dan empirisme, deduksi dan induksi, justifikasi dan verifikasi, serta kebenaran koherensi dan kebenaan korespondensi.  Seorang peneliti akan mengaplikasikan metode ilmiah untuk memecahkan masalah yang dihadapi dengan cara melakukan tahap-tahap yang sistematis, teratur dan terkontrol. Tahapan tesebut diawali dengan pengajuan masalah yang memuat tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan kegunaan penelitian. Kedua, penyusunan kerangka teoritis yang diawali dengan identifikasi dan kajian berbagai teori yang relevan, serta diakhiri dengan pengajuan hipotesis yang merupakan keimpulan dari kerangka yang telah disusun. Ketiga, pengujian hipotesis yang berupa penyusunan data yang relevan untuk menilai kesesuaian antara materi pernyataan yang terkandung dalam hipotesis dengan kenyataan empiris yang sebenarnya. Termasuk di dalamnya pemilihan dan penentuan metode penelitian, teknik dan instrument pengumpulan data, sumber data, lokasi penelitian, dan teknik analisis data. Tahap terakhir adalah penarikan kesimpulan. Tahap ini untuk menilai apakah kenyataan empiris sesuai atau tidak dengan hipotesis yang diajukan.

 Hubungan antara ilmu dan agama
                 Ilmu dapat membantu menyampaikan lebih lanjut ajaran agama kepada manusia. Sebaliknya, agama dapat membantu memberikan jawaban terhadap problem yang tidak dapat dijawab oleh ilmu. Agama adalah yang menentukan tujuan, dan ilmu hanya dapat diciptakan oleh mereka yang telah terilhami oleh aspirasi terhadap kebenaran dan pemahaman. Ilmu tanpa agama adalah lumpuh, agama tanpa ilmu adalah buta. Sebagai ilustrasi adalah menurut pandangan Islam bahwa keberadaan agama Islam menjadi sumber motivasi pengembangan ilmu. Agama Islam yang bersumberkan al-Qur’an dan Hadits, mengajar dan mendidik manusia untuk berpikir dan menganalisis tentang unsur kejadian alam semesta beserta isinya. Hal ini menjelaskan bahwa para ilmuwan sekarang hanya menemukan apa yang sudah disebutkan di dalam Al-Qur’an.